Mindset Kreatif: Biar Nggak Overthinking dan Berani Posting Karya
Desain Komunikasi Visual
11/23/20253 min read


Anak SMK DKV Harus Lebih Percaya Diri Berkarya di Era Sosial Media
Di era sosial media, setiap orang bisa menjadi kreator. Setiap hari kita melihat ratusan desain keren, video aesthetic, motion graphic yang rapi, sampai ilustrasi yang detail banget. Tapi ironisnya, semakin banyak inspirasi, semakin banyak pula anak DKV yang takut posting karya mereka sendiri.
Ada yang takut dibandingkan, takut jelek, takut dikomentari, takut dihina, atau bahkan takut tidak ada yang peduli.
Padahal, kunci berkembang sebagai kreator adalah berani mulai dan berani gagal. Semakin sering kita berkarya, semakin cepat kemampuan kita naik. Karena itu, mindset kreatif jauh lebih penting daripada alat atau software apa pun.
Berikut adalah mindset utama yang harus dimiliki siswa SMK DKV agar tidak overthinking dan lebih percaya diri untuk menunjukkan karya ke dunia.
1. “Karya pertamamu memang tidak akan sempurna. Dan itu normal.”
Salah satu alasan terbesar anak DKV tidak berani mengunggah karya adalah karena mereka merasa hasilnya belum “sempurna”. Padahal, tidak ada karya pertama yang sempurna. Bahkan desainer besar seperti Mike Winkelmann (Beeple) atau fotografer top dunia pernah membuat karya sederhana yang kalau dilihat lagi sekarang mungkin terasa “biasa banget”.
Perlu kamu pahami:
➡️ Karya jelek bukan kegagalan — itu bagian dari proses.
➡️ Kalau kamu tidak mulai sekarang, kamu tidak akan pernah berkembang.
Yang penting adalah konsistensi, bukan kesempurnaan.
2. “Tidak semua orang akan suka, dan itu bukan masalah.”
Ini kebenaran yang harus kamu pahami sejak awal:
Sebagus apa pun karya kamu, tidak semua orang akan menyukainya.
Tapi justru itu poin pentingnya!
Karena dunia kreatif bukan tentang membuat semua orang senang — tetapi membuat orang yang tepat memahami pesanmu.
Setiap kreator besar punya haters.
Setiap karya besar pernah mendapat kritik.
Yang penting adalah:
kamu paham apa tujuan karyamu
kamu tahu untuk siapa karya itu dibuat
kamu terus berkembang meski ada komentar negatif
Kalau kamu posting dan ada yang tidak suka, itu bukan tanda kamu gagal.
Itu tanda bahwa kamu benar-benar berani berkarya.
3. “Proses lebih penting daripada hasil akhir.”
Banyak siswa DKV memandang karya dari hasil akhirnya saja. Padahal, industri kreatif sangat menghargai proses. Itulah kenapa banyak portofolio profesional selalu menampilkan:
moodboard
sketsa awal
draft
revisi
final design
Ketika kamu fokus pada proses, kamu akan:
lebih mudah berkembang
tidak mudah membandingkan hasil akhir dengan kreator lain
lebih paham konsep desain
lebih percaya diri karena kamu tahu perjalanan karyamu
Dan yang paling penting:
Proses yang kamu jalani adalah identitasmu sebagai kreator.
4. “Berbanding itu wajar, tapi jangan jadi beban.”
Membandingkan karya adalah hal manusiawi, apalagi saat kita hidup di platform seperti TikTok, Instagram, atau Behance. Tapi ada dua jenis membandingkan:
❌ Berbanding yang menghancurkan:
“Aduh punya dia bagus banget, karya gua nggak ada apa-apanya.”
✔️ Berbanding yang membangun:
“Karyanya keren. Bagian mana yang bisa gua pelajari untuk karya gua berikutnya?”
Mindset kreatif yang sehat adalah membandingkan untuk belajar, bukan untuk minder.
5. “Posting karya bukan tentang pamer — tapi dokumentasi proses belajar.”
Banyak siswa merasa posting karya itu seperti pamer.
Padahal justru sebaliknya.
Posting karya artinya kamu:
mengarsipkan perkembangan skill
memberikan bukti bahwa kamu aktif berkarya
membangun portofolio digital
mengundang masukan dari kreator lain
membuka peluang karier di masa depan
Posting karya hari ini adalah “investasi” untuk masa depanmu di industri kreatif.
6. “Konsistensi mengalahkan bakat.”
Skill desain, editing, fotografi, ilustrasi, semuanya adalah skill teknis — artinya bisa dipelajari. Orang yang berbakat tapi tidak konsisten akan kalah oleh orang yang rajin.
Cobalah prinsip ini:
1 karya kecil per hari
3 karya per minggu
atau 10 karya per bulan
Tidak perlu selalu sempurna. Yang penting terus maju.
7. “Failure is Data — Gagal itu informasi, bukan aib.”
Kalau desainmu tidak banyak disukai:
Itu bukan akhir dunia — itu data.
Data itu bisa kamu pakai untuk:
memperbaiki komposisi
memperbaiki warna
memperbaiki storytelling
mencoba style baru
Setiap kreator sukses selalu melalui fase:
Gagal → Coba lagi → Gagal → Coba lagi → Bagus → Jadi jago
Kalau kamu tidak pernah gagal, kamu tidak akan pernah jago.
Penutup: Berani Posting = Berani Menjadi Kreator Sesungguhnya
Mindset kreatif bukan soal PD, tapi soal siap terus belajar.
Tidak perlu menunggu sempurna.
Tidak perlu menunggu alat mahal.
Tidak perlu menunggu skill maksimum.
Yang kamu butuhkan hanyalah satu hal:
Langkah pertama.
Posting satu karya hari ini bisa jadi awal dari perjalanan kreatifmu yang panjang.