Capaian Pembelajaran Fase F Desain Komunikasi Visual
Kurikulum Merdeka
11/15/2025


Dunia desain komunikasi visual tidak lagi hanya tentang membuat gambar yang indah, tetapi tentang bagaimana visual dapat menyampaikan pesan dengan tepat, efektif, dan berpengaruh. Di Fase F, siswa SMK DKV mulai memasuki tingkat pembelajaran yang lebih serius dan profesional. Mereka tidak hanya belajar membuat karya, tetapi juga memahami alasan di balik setiap keputusan desain, cara mengelola proyek, berkolaborasi dalam tim kreatif, serta memproduksi karya yang sesuai dengan standar industri.
Lewat lima elemen besar—Prinsip Desain & Komunikasi, Perangkat Lunak Desain, Design Brief, Karya Desain, dan Proses Produksi—siswa dibentuk menjadi calon desainer yang siap terjun ke dunia industri yang dinamis.
1. Prinsip Dasar Desain & Komunikasi: Pondasi Seorang Desainer Profesional
Pada tahap ini, siswa belajar bahwa desain bukan sekadar “bagus” secara visual, tetapi harus mampu berkomunikasi. Konsep seperti unity, balance, proportion, rhythm, emphasis, simplicity, clarity, dan space menjadi dasar untuk menghasilkan karya yang kuat dan harmonis.
Siswa diajak memahami bahwa setiap elemen visual punya peran: tipografi menyampaikan karakter, warna membawa emosi, komposisi mengarahkan fokus mata, dan ruang kosong bisa memberikan napas pada desain.
Selain itu, siswa mempelajari bagaimana komunikasi bekerja dalam desain—siapa komunikatornya (desainer), siapa komunikannya (target audiens), dan media apa yang digunakan (poster, video, digital ads, UI/UX, dan sebagainya).
Dengan pemahaman ini, karya desain bukan lagi asal indah, tetapi memiliki purpose yang jelas.
2. Perangkat Lunak Desain: Menguasai Tools Industri
Tidak ada desainer modern yang bekerja tanpa software. Di Fase F, siswa memperdalam penguasaan berbagai perangkat lunak sesuai peminatan mereka.
Misalnya:
Print Design → Adobe InDesign, Illustrator, CorelDraw
Digital Imaging → Photoshop, Photopea, Lightroom
Ilustrasi & Vector → Illustrator, Procreate, Affinity Designer
Motion Graphic → After Effects, Blender
Video Editing → Premiere Pro, DaVinci Resolve, CapCut Pro
UI/UX & Web → Figma, Adobe XD, Webflow
3D Design → Blender, Cinema 4D
Pada tahap ini siswa diajarkan bukan hanya menekan tombol, tetapi memahami workflow profesional—mulai dari manajemen file yang rapi, layer yang terstruktur, export sesuai kebutuhan, hingga dokumentasi kerja sesuai SOP industri.
3. Menerapkan Design Brief: Bekerja Seperti Industri Nyata
Setiap proyek desain di dunia kerja selalu dimulai dari design brief. Di Fase F, siswa belajar membaca, menganalisis, dan menginterpretasi brief secara profesional.
Isi brief mencakup:
latar belakang proyek
tujuan visual
target audiens
ruang lingkup pekerjaan
strategi kreatif
media yang digunakan
deadline
peran tim
Siswa dilatih untuk memahami bahwa desain tidak muncul dari “feeling”, tapi dari kebutuhan komunikasi yang jelas. Dengan memahami brief, siswa mampu membuat konsep yang lebih terarah, efisien, dan sesuai harapan klien.
4. Karya Desain: Dari Ide ke Solusi Visual
Pada tahap ini, siswa masuk ke proses kreatif yang lebih mendalam. Tidak ada lagi desain “tanpa konsep”. Mereka diajak mengembangkan karya visual secara sistematis:
Identifikasi masalah
Brainstorming dan eksplorasi ide
Membuat alternatif solusi desain
Membuat sketsa atau prototype
Memilih konsep terbaik
Produksi karya final
Revisi dan penyempurnaan
Metode seperti Design Thinking digunakan agar siswa mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Pada proses ini, siswa juga belajar berkolaborasi dalam tim, berdiskusi, bertukar ide, dan menerima kritik secara profesional—seperti di dunia industri nyata.
5. Proses Produksi Desain: Pra-Produk → Produksi → Pasca Produk
Inilah bagian paling penting di Fase F. Siswa diajak menjalani alur produksi yang sesungguhnya:
Pra-Produksi
membaca brief
riset visual
moodboard
sketsa
menentukan media & format
menyusun timeline
Produksi
eksekusi desain menggunakan software profesional
penggabungan elemen visual
bekerja kolaboratif dengan tim
iterasi & revisi
Pasca-Produksi
finalisasi tipografi, warna, komposisi
quality control (QC)
export sesuai standar
membuat mockup presentasi
arsip dokumen dan file project
Dengan proses yang lengkap ini, siswa tidak hanya bisa membuat desain—mereka memahami bagaimana mengelola sebuah proyek dari awal hingga akhir.
Penutup: Menjadi Desainer Profesional di Era Digital
Capaian pembelajaran Fase F bukan sekadar peningkatan kemampuan teknis, tetapi transformasi cara berpikir. Siswa SMK DKV belajar bagaimana bekerja layaknya profesional industri: mampu membaca brief, memilih software yang tepat, membuat konsep yang kuat, memproduksi karya yang bermakna, hingga menyelesaikan proyek dengan rapi dan terstandar.
Dengan kompetensi ini, siswa tidak hanya siap masuk dunia kerja, tetapi juga siap menjadi desainer mandiri, freelancer, atau bahkan technopreneur masa depan.
Untuk memiliki materi lengkap yang mengulas semua topik di atas bisa langsung klik link Disini